Jumat, 05 Juni 2009

Kampus UKI Salemba Tidak boleh Pindah

Berita tak mengenakkan terdengar kembali dari jalan Diponegoro kawasan Salemba. Tawuran antar mahasiswa UPI YAI dan UKI terjadi .Hasilnya terbakarnya fasilitas di kampus UKI dan YAI. Perlu dicermati tawuran kerap ini terjadi setelah tahun 1999 ,dimana kampus UKI di Salemba menjadi salah satu pusat gerakan mahasiswa Reformasi. Sedikit menyimak ke belakang banyak yang sudah lupa bahwa kampus UKI telah menjadi gudang logistik dan personil bagi gerakan reformasi yang meruntuhkan rezim orde baru. Saya paham betul karena pada masa itu saya menjadi mahasiswa semester akhir di jurusan Akuntansi FEUKI. Di awal tahun 2000an keadaan mulai stabil kembali . Mahasiswa kembali ke "barak"(maksudnya ke kampus) dan mulai berkutat dengan berbagai kegiatan perkuliahan. Tidak terkecuali kampus UKI salemba yang saat itu menjadi kampus dari Fakultas Hukum dan FISIPOl. Hanya saja ternyata gerakan untuk membumihanguskan ketidakadilan tetap berlangsung. Bentrokan antara aparat keamanan dengan mahasiswa UKI kerap berlangsung ketika terjadi penggusuran pedagang kaki lima disekitar kawasan Ujung jalan Diponegoro. Aparat Pemda DKI yang melakukan pengusiran kerap terhalang dengan pagar betis mahasiswa yang melindungi para pedagang. Mungkin ini yang membuat gerah banyak pihak. Terus terang saja kampus UPIYAI adalah kampus baru di kawasan Ujung Jalan Diponegoro ini. Kawasan ini memang strategis sehingga banyak pihak yang mengincarnya. Terakhir terjadinya perebutan lahan dengan gedung Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia dengan pihak pengembang yang merasa sah memiliki tanah . Dalam bentrokan ini saya dengar mahasiswa dari Kampus UKI juga turut membantu. Saya tidak tahu apakah ada sesuatu di balik "kerusuhan" ini. Memang sejak beberapa waktu yang lalu kebijakan rektorat UKI adalah ingin memindahkan mahasiswa program S-1 ke kampus Cawang dan menempatkan program pascasarjana di kampus Salemba. Kebijakan tersebut mungkin belum jalan karena masih ada beberapa masalah yang masih harus diselesaikan dahulu. Tapi dengan kejadian tanggal 4 Juni 2009 yang baru lalu , kebijakan tersebut harus ditinjau kembali. Mengapa ? Dalam berita di media masa cetak maupun online terkesan sekali bahwa pelemparan bom molotov itu dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab dan bukan berasal dari Kampus UKI. Dan anehnya lagi rilis dari Walikota Jakarta Pusat pun lebih menekankan agar UKI dipindah sesuai kesepakatan, dan menuduh bahwa pihak rektorat UKI melanggar kesepakatan. Seingat saya kesepakatan perpindahan program S-1 adalah sepanjang untuk tahun 2009 sedangkan tahun 2009 belum habis. Memang memindahkan kampus semudah membalikkan tangan? Banyak kejanggalan dari pemberitaan media massa. Terlihat sekali banyak media yang memojokkan UKI sebagai biang keladi. Anehnya UKI yang selalu ditekan agar pindah.Pertanyaan saya kenapa bukan kampus lainnya. Perlu diketahui pula bahwa selain pusat perjuangan mahasiswa Indonesia, kampus UKI Salemba adalah kampus pertama yang dimiliki oleh UKI dan merupakan kampus kedua yang berada di Ujung Jalan Diponegoro setelah kampus UI. Adalah tidak mungkin yang kecil (kampus UKI mungkin yang terkecil dibanding kampus lain disekitarnya) harus minggir memberi jalan pada yang besar .UKI dengan segala fenomenanya tetaplah sebuah kampus yang sarat dengan perjuangan dan sejarah peradaban bangsa Indonesia. Semoga mata semua pihak bisa melihat persoalan dengan jernih dan mengkedepankan sikap akademis.
Viva UKI !

Tidak ada komentar:

Join Zidddu

Pengikut

Arsip Blog

Powered By Blogger