SOFTWARE AKUNTANSI BUKAN HARGA MATI SEORANG AKUNTAN
Oleh : Jonathan H.P.Babrayan Simanungkalit,S.E
Profesi akuntan telah menjadi profesi yang berkembang pesat . Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang juga berkembang pesat maka seorang akuntan juga harus mampu untuk beradaptasi dengan perkembangan bidang ini. Pengaruh perkembangan teknologi informasi yang dibarengi dengan perkembangan teknologi komunikasi sehingga penggabungannya menjadi teknologi komunikasi dan informasi atau information and communication technology (ICT) sangat besar terhadap kegiatan akuntansi. Perlu selalu diingat seorang akuntan adalah produsen informasi dan memastikan bahwa informasi tersebut berasal dari sebuah sistem akuntansi yang tidak melanggar prinsip akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia berpedoman pada PSAK yang dikeluarkan oleh IAI).
Salah satu produk dari teknologi komputer adalah piranti lunak (software). Piranti lunak akuntansi telah banyak beredar saat ini . Brand yang cukup dikenal adalah MYOB, Zahir dan Accurate . Selain itu banyak juga organisasi atau perusahaan ,terutama yang berskala besar , memiliki piranti lunak akuntansi yang dirancang sendiri (tailor made) menyesuaikan kebutuhan organisasi atau perusahaan. Piranti – piranti lunak akuntansi tersebut merupakan alat bantu yang saat ini terbukti sangat effisien sebagai pendukung sistem informasi Akuntansi.
Dukungan piranti lunak yang ada saat ini perlu dicermati oleh akuntan Indonesia. Syarat mutlak dari piranti lunak tersebut adalah harus dapat memberikan informasi yang tidak melanggar PSAK yang dikeluarkan oleh IAI. Adalah suatu hal yang tidak mungkin apabila piranti lunak akuntansi yang beredar di Indonesia tidak dapat menyesuaikan dengan PSAK. Karena itu peran seorang akuntan adalah juga menentukan piranti lunak yang sesuai dengan kebutuhan akuntansi Indonesia . Sistem akuntansi yang dibangun oleh seorang akuntan Indonesia untuk produk informasi akuntansi di Indonesia acuannya adalah PSAK.
Sejatinya seorang akuntan adalah juga perancang sistem. Akuntan harus mampu untuk membuat sistem akuntansi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan. Kebutuhan akan piranti lunak akan ditentukan oleh skala pekerjaan yang harus dilakukan dalam kegiatan akuntansi. Secara gamblang seorang akuntan adalah arsitek dari sistem akuntansi . Apabila rancangan tersebut berbentuk prosedur serta kegiatan yang besar dan rumit maka akuntan dapat menugaskan perancang bangun piranti lunak (software programmer) untuk mengembangan sebuah piranti lunak yang mendukung sistem akuntansi yang dirancang akuntan.
Berdasarkan pengalaman yang pernah dihadapi tidak ada piranti lunak umum (software branded) akuntansi yang benar-benar sesuai dengan organisasi atau perusahaan kecuali piranti lunak yang dirancang khusus untuk kebutuhan sistem akuntansi suatu organisasi atau perusahaan. Setiap akuntan wajib untuk mampu merancang sistem akuntansi yang sesuai dengan organisasi atau perusahaan agar dapat memberikan informasi akuntansi yang paling sesuai menggambarkan organisasi atau perusahaan tersebut.
Karena itu selayaknya setiap mahasiswa Akuntansi untuk mengenali berbagai piranti lunak akuntansi yang beredar saat ini. Pengenalan tersebut akan menjadikan mahasiswa dapat beradaptasi dengan berbagai piranti lunak akuntansi yang ada. Sehingga mahasiswa Akuntansi bukan jagoan software accounting “brand A” atau “brand B” tapi arsitek sistem akuntansi yang handal. Pemahaman tentang piranti lunak adalah syarat perlu bukan syarat mutlak bagi seorang akuntan. Jangan sampai anda menjadi sarjana software Akuntasi, tapi jadilah sarjana Akuntansi handal (mampu merancang,mengoperasikan dan mengaudit akuntansi). Software akuntansi bukan harga mati bagi seorang akuntan.
Jonathan H.P.Babrayan Simanungkalit,S.E adalah alumni jurusan Akuntansi FE-UKI bekerja sebagai konsultan Bisnis dan Managemen serta partner consultant pada Kantor Konsultan Pajak Drs.Asmuri dan Rekan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar